Menguatk Jejak Monarki Iran: Dari Kejayaan hingga Pengasingan
2 mins read

Menguatk Jejak Monarki Iran: Dari Kejayaan hingga Pengasingan

Hari ini, kita mengenal Iran sebagai sebuah Republik Islam. Namun, sebelum terjadinya Revolusi Iran pada tahun 1979, Iran adalah negara monarki yang dipimpin oleh seorang raja atau Shah. Shah Mohammad Reza Pahlavi, raja terakhir Iran, dikenal dengan pemerintahan otoriternya serta upaya modernisasi yang dikenal sebagai White Revolution (1963-1979). Lalu, ke mana perginya monarki Iran sekarang?

Masa Pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi

Shah Mohammad Reza Pahlavi memerintah Iran dengan gaya tangan besi dan mendorong modernisasi yang bertujuan untuk memajukan negara melalui reformasi sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Sayangnya, gaya pemerintahan ini tidak disukai oleh sebagian besar rakyat Iran. Reformasi yang ia usung sering kali dirasakan terlalu berpihak kepada Barat, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.

Banyak rakyat merasa terpinggirkan karena kebijakan-kebijakan modernisasi yang dianggap mengabaikan nilai-nilai tradisional dan agama. Kedekatan Shah dengan Amerika Serikat dan kebijakan pro-Baratnya juga memicu protes dari berbagai kalangan, terutama dari kelompok agamawan. Hubungan yang erat dengan negara-negara Barat membuat Iran terlihat bergantung kepada pihak luar, sesuatu yang dianggap oleh rakyat sebagai bentuk keterasingan dari jati diri Iran.

Korupsi, Nepotisme, dan Represi

Tidak hanya kebijakan pro-Barat yang memicu kemarahan rakyat, tetapi juga maraknya korupsi, nepotisme, dan kekayaan berlebih di kalangan elit pemerintah. Kondisi ini diperparah dengan adanya SAVAK, polisi rahasia yang digunakan oleh Shah untuk menekan lawan-lawan politiknya. Banyak yang ditangkap hanya karena berani mengkritik pemerintahan, yang semakin menambah kebencian rakyat kepada sang Shah.

Bangkitnya Ayatollah Khomeini dan Revolusi Iran

Di tengah ketidakpuasan yang meluas, muncul sosok Ayatollah Khomeini, seorang pemimpin agama yang lantang mengkritik pengaruh Barat di Iran dan menyerukan tegaknya “kuasa Islam” di negeri itu. Khomeini berhasil meraih simpati dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat yang telah muak dengan pemerintahan Shah. Suaranya semakin kuat hingga akhirnya, pada tahun 1979, pecahlah Revolusi Iran yang berhasil menggulingkan Shah dari tampuk kekuasaan.

Dengan tergulingnya Shah, monarki Iran berakhir seketika. Shah Mohammad Reza Pahlavi terpaksa melarikan diri ke luar negeri untuk mencari perlindungan dan akhirnya meninggal dunia di Mesir pada tahun 1980, tanpa pernah kembali ke tanah airnya.

Menguatk Jejak Monarki Iran: Dari Kejayaan hingga Pengasingan
Menguatk Jejak Monarki Iran: Dari Kejayaan hingga Pengasingan

Iran Pasca Monarki: Menjadi Republik Islam

Pasca kejatuhan monarki, Iran berubah menjadi sebuah Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini. Sistem pemerintahan Iran bergeser dari monarki modern ke bentuk republik teokratik, yang berlandaskan hukum syariah. Sejak saat itu, wajah Iran berubah secara menyeluruh.

Saat ini, anggota keluarga kerajaan Iran, termasuk putra Shah yang bernama Reza Pahlavi, hidup dalam pengasingan di luar negeri. Reza Pahlavi secara aktif mengkritik pemerintahan Iran, tetapi peluang untuk kembalinya monarki ke Iran tampak sangat tipis. Revolusi 1979 telah mengakhiri era tersebut, dan kini Iran berdiri sebagai republik teokratik.

Monarki yang dulu berjaya, kini tinggal sejarah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *