Hubungan antara Islam dan sosialisme
2 mins read

Hubungan antara Islam dan sosialisme

Islam tidak menentukan sistem atau aturan ekonomi politik yang harus diamalkan umatnya. Yang ditentukan dan dianjurkan Islam adalah suatu sistem adab dan akhlak yang seharusnya mendasari setiap sistem ekonomi politik yang dibentuk oleh masyarakat Muslim.

Dalam sejarah Islam, terdapat berbagai sistem ekonomi politik mulai dari zaman Rasulullah hingga saat ini. Pada awal perkembangan masyarakat Islam di Mekah dan Madinah, sistem ekonomi politiknya terdiri dari setidaknya dua jenis, yaitu sistem produksi komoditas skala kecil dan sistem produksi pastoral yang berpindah-pindah.

Pada zaman Khilafah Uthmaniyah, Empayar Safawiyah, dan Kesultanan Melaka pada zaman pra-moden, sistem ekonomi politiknya ditandai oleh sistem produksi perunggu secara umum.

Saat ini, kebanyakan negara Islam menganut sistem kapitalisme atau sistem produksi kapitalis.

Pada zaman modern, sebagian sarjana dan pemikir Islam cenderung menuju sosialisme yang mereka anggap lebih sejalan dengan nilai-nilai Islam daripada kapitalisme.

Dalam karya Islam dan Sosialisme, yang diterbitkan pada tahun 1976, Syed Hussein Alatas menyatakan bahwa sosialisme sudah ada dalam Islam, dalam arti bahwa Islam pada dasarnya bersifat sosialis.

Secara umum, tidak ada pertentangan antara Islam dan sosialisme. Yang ditentang oleh Islam adalah jenis-jenis sosialisme tertentu.

Perlu dibedakan antara sosialisme agamawi dan sosialisme non-agamawi, seperti yang dilakukan oleh tokoh Jawa terkenal, Omar Said Tjokroaminoto, dalam karyanya yang juga berjudul Islam dan Sosialisme.

Omar Said banyak mengutip dari karya tokoh India, S Mushir Hosain Kidwai, yang berjudul Islam and Socialism yang diterbitkan pada tahun 1912.

Syed Hussein menyatakan bahwa umat Islam seharusnya tidak menolak pandangan materialisme dialektik secara keseluruhan, tetapi hanya aspek-aspek tertentu yang bertentangan dengan agama seperti pandangan materialisme dialektik tentang asal-usul dan peran agama, relativisme moral, dan sebagainya.

Sosialisme tidak boleh ditolak hanya karena kaitannya dengan Karl Marx, pencipta materialisme dialektik. Banyak gagasan penting dalam Marxisme yang dapat membantu kemajuan masyarakat.

Marx, melalui karyanya Kapital, mengkritik sistem kapitalis, mengungkapkan eksploitasi antara pemilik modal dan kelas buruh, serta keterasingan yang dialami individu dalam masyarakat kapitalis.

Marx juga membahas masalah rasuah dan kleptokrasi dalam pemerintahan. Pemikiran Marx dan sosialis lainnya menyoroti masalah ini, yang juga menjadi perhatian utama dalam masyarakat Islam modern.

Tokoh seperti Mushir Hosain, Omar Said, Hadji Misbach, Ali Shariati, dan Syed Hussein, melalui tulisan mereka, menyerukan masyarakat Islam untuk mempertimbangkan dan mempromosikan nilai-nilai sosialisme demi mencapai keadilan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *