
Penggantian Nama Masjid Raya Sumbar
Sebelum gemuruh ini meletus, sebuah kabar beredar di segala penjuru tentang Masjid Raya Sumbar. Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, telah menyinggung tentang mengubah identitas Masjid Raya Sumatra Barat menjadi Masjid Raya Ahmad Khatib al Minangkabawi.
Reaksi pun beragam, dari sorakan kegembiraan hingga rengekan protes. LKAAM, Dewan Masjid Indonesia Wilayah Sumatra Barat, serta beberapa tokoh ormas keislaman setempat, bersorak merestui langkah ini.
Ada alasan-alasan yang dibenamkan, menghembuskan angin kebaikan atas rencana ini. Di antaranya, monumenisasi nama Ahmad Khatib sebagai teladan dan ikon ketokohan ulama, di samping menjadi promosi identitas keagamaan Minang untuk pariwisata.
Namun, di balik cahaya sorotan, tersembunyi drama dan pertanyaan yang tak terjawab. Apakah pelekatan nama Ahmad Khatib Al-Mingkabawi ini akan membawa konsekuensi pengkultusan yang mengaburkan netralitas masjid?
Bahkan dalam diskusi keulamaan, mengabadikan nama beliau di masjid bisa meminimalisir martabat dan kemurnian keulamaannya sendiri.
Komunalisme dalam budaya Minangkabau menunjukkan bahwa penggunaan nama individu untuk masjid kurang sesuai, lebih baik menyesuaikan dengan ciri khas tempat seperti tradisi nama surau.
Adakah pilihan alternatif yang lebih membumi? Mengadakan sayembara usulan nama bisa menjadi solusi dramatis yang mencerminkan kebudayaan Minang yang menghargai musyawarah.
Namun, jika tetap pada pendirian, lebih tepatkah nama Ahmad Khatib al-Minangkawi digunakan untuk museum? Sebuah tempat yang akan menghidupkan kembali glosarium dan warisan Islam serta Minangkabau.
Mengubah nama sebuah masjid adalah tindakan berat yang menghadirkan konflik dan pertentangan. Apakah kita benar-benar memahami imajinasi sosial masyarakat Sumatra Barat?
Ataukah ini hanya obsesi Gubernur Sumatra Barat dan elite budaya serta agama yang bermain di balik layar?
Akhirnya, tulisan ini menolak penggantian nama Masjid Raya Sumatra Barat menjadi Masjid Raya Ahmad Khatib al-Minangkabawi, mengangkat drama dan pertentangan di sepanjang jalannya.