Tragedi di Balik Pembunuhan Raja Arab Saudi: Konflik, Konspirasi, dan Kematian
Pada hari yang seharusnya menjadi momen diplomasi biasa, Arab Saudi diguncang oleh tragedi yang mengubah jalan sejarah negara itu. Pada 25 Maret 1975, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud dijadwalkan untuk menyambut delegasi dari Kuwait di Istana Raja, Riyadh. Namun, apa yang seharusnya menjadi pertemuan rutin berubah menjadi momen yang tragis.
Pukul 10.32 waktu setempat, ketika Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud sedang menyambut delegasi Kuwait, sebuah suara tembakan pistol mengguncang ruangan. Orang-orang panik saat menyadari bahwa tembakan itu mengenai kepala Raja Faisal. Darah mengalir, dan sang Raja pun tumbang di tempat.
Pelaku penembakan terungkap sebagai keponakan Raja Faisal sendiri, Faisal bin Musaid. Meskipun pemerintah awalnya mencurigai gangguan mental pada Faisal bin Musaid, klaim ini kemudian ditarik dan dinyatakan bahwa pelaku tidak memiliki gangguan jiwa. Faisal bin Musaid, yang memiliki catatan buruk di masa lalunya, menjadi sorotan publik sebagai pembunuh sang Raja.
Namun, motif dari tindakan brutal Faisal bin Musaid masih menjadi misteri. Ada spekulasi tentang dendam pribadi atau ambisi perebutan kekuasaan. Namun, apa yang membuat insiden ini semakin rumit adalah hubungannya dengan sikap Raja Faisal yang anti-Amerika Serikat (AS) dan anti-Israel.
Raja Faisal dan negara-negara Arab lainnya telah mengambil langkah drastis dengan melakukan embargo minyak terhadap Israel dan negara-negara Barat pendukungnya setelah Perang Yom Kippur 1973. Langkah ini mengakibatkan lumpuhnya aktivitas ekonomi di AS dan sekutunya. Dalam konteks ini, muncul spekulasi tentang keterlibatan CIA dalam pembunuhan Raja Faisal.
Meskipun teori konspirasi tersebut sulit dibuktikan, keadaan politik dan ekonomi saat itu menciptakan lingkungan yang memicu pertanyaan tentang motif sebenarnya di balik pembunuhan tersebut.
Pada akhirnya, Faisal bin Musaid dihukum mati atas perbuatannya. Namun, pertanyaan tentang alasan di balik tindakannya dan potensi keterlibatan pihak ketiga tetap menjadi misteri yang menggantung. Kematian tragis Raja Faisal meninggalkan luka yang mendalam bagi rakyat Arab Saudi, sementara negara itu berusaha memahami dan menyembuhkan dari tragedi yang tak terlupakan ini.