Kontroversi Film Kiblat: Kritik terhadap Penggunaan Unsur Agama
1 min read

Kontroversi Film Kiblat: Kritik terhadap Penggunaan Unsur Agama

Masyarakat muslim Indonesia mengecam film “Kiblat” yang dibintangi oleh Ria Ricis, Hana Saraswati, Arbani Yasiz, Yasmin Napper, dan Dennis Adhiswara. Film ini dianggap sebagai tindakan yang melampaui batas. Poster film yang beredar di media sosial menampilkan gerakan salat, ritual suci umat Islam, namun malah menghadirkan unsur kengerian dengan posisi yang tidak sesuai.

Gerakan rukuk dalam salat dalam film Kiblat ini, yang seharusnya dengan kepala menghadap ke bawah, difoto dalam posisi yang menakutkan dengan kepala menghadap ke atas, dilengkapi dengan wajah yang seram. Kritik pedas terhadap film ini muncul di media sosial, dengan masyarakat menyuarakan ketidakpuasan mereka.

Masyarakat muslim menuntut agar film-film yang menggunakan unsur keagamaan sebagai bahan untuk menghadirkan ketakutan segera dihentikan. Mereka menegaskan bahwa film-film semacam itu tidak mendidik dan bahkan bisa membuat beberapa orang menjadi takut untuk menjalankan ibadah sholat.

Ini bukan kali pertama kejadian serupa terjadi. Sebelumnya, beberapa film seperti sekuel film “Makmum” dan “Khanzab” juga mendapat kritik serupa. Masyarakat meminta agar pembuat film lebih memperhatikan kualitas dan nilai-nilai religius dalam karyanya.

Jika tidak tertarik untuk membuat film religi yang berkualitas, maka disarankan bagi para pembuat film untuk membuat karya yang dapat memberikan hiburan tanpa mengganggu nilai-nilai keagamaan.

Meski demikian, masyarakat tetap memberikan apresiasi pada film-film seperti “Agak Laen”, yang telah menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *