
Tim Safari Ramadhan Pemerintah Kota Payakumbuh Kunjungi Basis PERTI
Tim Safari Ramadhan Pemerintah Kota Payakumbuh mengunjungi salah satu basis Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Payakumbuh di Masjid Al-Ihsan Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, pada Senin malam (18/03/2024).
Hadir dalam kunjungan tersebut PJ. Wali Kota Payakumbuh Drs. Jasman, M.M Datuak Bandaro Bendang, Sekda Kota Payakumbuh Drs. H. Rida Ananda, M.Si., Asisten I, II, dan III, Staf Ahli Wali Kota, Kabag Kesra Setko Payakumbuh, Efrizal, Kepala OPD se-Kota Payakumbuh, Pimpinan Bank Nagari, Pimpinan PDAM, dari Kominfo, Ketua MUI, Ketua Baznas, Kemenag Kota Payakumbuh, Ketua LKAAM, Camat, dan Lurah. Ketua KAN Koto Panjang, Pengurus Masjid beserta jama’ah. Taushiyah Ramadhan disampaikan oleh ustazd Fitra Yadi Malin Parmato dengan tema “Muhasabah Diri”.
Dalam sambutannya sebagai ketua tim pada Safari Ramadhan itu, PJ. Wali Kota Payakumbuh Jasman Rizal menyampaikan kekagumannya terhadap arsitektur masjid yang masih dalam tahap pembangunan.
“Kami sangat kagum dengan arsitektur masjid Al-Ihsan kelurahan Koto Panjang Dalam, ini melambangkan semangat beragama, dan kekompakan masyarakat Koto Panjang dalam membangun masjid. Begini saja bentuknya sudah nampak gagahnya, apalagi kalau nanti sudah selesai pembangunannya,” ungkapnya.
Mantan staf ahli Gubernur Sumatera Barat Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintah yang menjabat sejak Januari sampai September 2023 itu sangat mengapresiasi kehadiran masyarakat dan tim TSR.
“Kami sangat mengapresiasi sekali atas ramainya kehadiran masyarakat, jama’ah masjid Al-Ihsan Koto Panjang pada malam hari ini. Ini menjadi sangat istimewa sekali bagi kami, karena pada Safari Ramadhan hari pertama ini, semua unsur Pemerintah Kota Payakumbuh hadir semuanya, seperti Sekda, Asisten, staf ahli, OPD, Kesra, Kominfo, Kemenag, MUI, LKAAM, Camat sampai kepada Lurah,” ungkapnya.
“Ini beliau ini adalah Lurah baru dilantik siang tadi, malam ini langsung turun ke kelurahannya, silahkan berdiri pak Lurah! biar semua warga tahu dengan bapak!” pintanya.
Selanjutnya, mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat yang menjabat sejak 2020 hingga 2023 itu menghaturkan permohonan ma’af atas beberapa hal.
“Kami mohon ma’af kepada kita semuanya, karena sudah 6 bulan kami bertugas di sini, baru sekarang kami sempat datang bersama-sama menjenguk bapak-ibu kesini seperti ini,” katanya.
“Dan kami juga memohon ma’af atas pelaksanaan shalat Tarawih tadi yang dimajukan pelaksanaannya, setelah itu baru taushiyah. Biasanya taushiyah dulu kan pak? bu? kemudian baru terakhir shalat Tarawihnya ya?” tanyanya.
“Kami sangat segan sekali dengan bapak-ibu, dengan pelaksanaan shalat Tarawih yang berubah daripada sebelumnya, biasanya dilaksanakan 20 rakat ditambah witir 3 kan? sekarang pelaksanaannya empat-empat sekali salam, 8 rakaat ditambah witir 3. Mohon ma’af, kami merasa sangat berat hati sekali sebenarnya,” akunya.
Kemudian Jasman Rizal bergelar adat Datuak Bandaro Bendang dari Kaum Kampai Nan 12 di Bauah Nagari Pasia Talang, Sungai Pagu, Solok Selatan itu mengatakan “Ini adalah kegiatan pertama kalinya kita TSR Kota Payakumbuh turun di bulan Ramadhan ini. Memang tidak semua masjid bisa kita kunjungi, masjid ini menjadi sangat istimewa,” akunya.
Salah seorang tetua kampung Dt. Naro Kaompek Suku menanggapi tentang perubahan jumlah rakaat shalat Tarwih itu.
“Terimakasih kepada Tim Safari Ramadhan yang hadir, luar biasa, ramai sekali. Ada yang terasa oleh kami mengenai pelaksanaan shalat Tarawih tadi, sejak zaman moyang kami dulu, Syekh Mukhtar Angku Lakung sampai sudah setengah abad pula umur saya, di sini secara turun-menurun tradisi lokal kami di sini selalu melaksanakan shalat Tarawih 20 raka’at, baru kali ini berubahnya. Dari dulu, siapapun tim Safari Ramadhannya tetap saja merawat kearifan lokal kami” katanya.
Di awal acara Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Koto Panjang Dt. Majolobiah Nan Kuniang sudah memberi kemakluman kepada jama’ah tentang pelaksanaan shalat Tarawih itu.
“Tadi agak terkejut jama’ah ya karena shalat Tarawih dilaksanakan empat-empat-tiga, biasanya dua-dua rakaat sampai duapuluh raka’at ditambah tiga,” katanya.
“Pernah dulu ketika saya bertugas dulu di Muaro Takuang, tim safari Ramadhan propinsi datang ke tempat kami, mau shalat Tarawih Delapan, jamaah tidak mau, kami shalatnya 23, kalau tidak demikian, kami tidak akan shalat, kata jama’ah. Kalau kita di sini kan tidak begitu, karena kita tahu kedua-duanya ada dalilnya pula kan, pungkasnya.
Diolah dari baritonagari.com