Akankah Kurikulum Merdeka Belajar Ubah Cara Guru Mengajar?
1 min read

Akankah Kurikulum Merdeka Belajar Ubah Cara Guru Mengajar?

Menurut lembaga penelitian Smeru, Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar (IKM) memberikan otonomi atau keleluasaan kepada guru untuk mengajar sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Padahal kita tahu selama ini guru terbiasa mengajar untuk ketuntasan kurikulum yang didesian jauh sebelum pembelajaran dimulai.

Sekarang timbul pertanyaan, apakah Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang selama ini diterapkapkan di terapkan bisa mengubah cara guru mengajar di kelas?

Di sisi lain, menurut SMERU bagaimana pemberian otonomi kepada guru memengaruhi cara mereka mengajar di kelas. Penelitian ini menggunakan studi kasus 10 SMP negeri di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada pengajaran kelas matematika.

Lalu apa temuan studinya?

Pertama, guru sulit beradaptasi dengan metode pengajaran yang baru.Guru terbiasa melakukan pengajaran klasikal (teacher-centered learning) sehingga enggan mengubah pendekatan pengajaran mereka.

Walaupun diberi kebebasan untuk menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswanya, guru kesulitan menerapkan metode pengajaran yang baru.

Guru menunggu arahan dari atasan dan Dinas Pendidikan setempat daripada memanfaatkan otonomi yang diberikan.

Kedua, guru merasa dukungan untuk melaksanakan reformasi kurikulum belum memadai. Meski disediakan Platform Merdeka Mengajar untuk membantu guru beradaptasi, beberapa sekolah merasa panduan dan pelatihan yang ada belum memadai.

Memberikan kebebasan kepada guru dalam mengajar tidak otomatis mengubah cara mereka mengajar jika pemerintah tidak memperhatikan aspek yang lebih mendasar, yakni persepsi guru thd ketuntasan kurikulum dan kebiasaan mengajar scr klasikal yang kurang memperhatikan kebutuhan siswa yang beragam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *